my countri

my countri
Prambanan sleman yogyakarta.......sungguh sangat disayangkan peninggalan sejarah yang sangat berarti buat kita semua sekarang mungkin tinggal cerita aj,,,,,,,,,,pemandangan candi yang indah untuk tempat pariwisata yang harusnya asri,nyaman,,,,,,sekarang panas gersang tanaman tidak sebanyak dlu,,,,,,gersang,,,,,,kita sebagai penerus bangsa harusnya malu dengan keadaan negara kita.tapi apa yang bisa kita lakukan???????pertanyaan yang tidak akan ada jawabanya!!!!!!!!!!

Minggu, 29 November 2009

SENTRA BATIK WIJIREJO





Sentra batik Wijirejo. Hmm… rupanya desaku ini sudah dijadikan sebagai sentra batik. Seperti desa Kasongan yang menjadi sentra gerabah, atau desa Manding yang menjadi desa kerajinan kulit.
Sekarang banyak wisatawan datang-pergi, terutama mereka yang mengenal batik Dirjo Sugito. Toko Dirjo Sugito tidak pernah sepi pengunjung. Di depan toko selalu penuh dengan kendaraan roda empat yang parkir, sayangnya toko besar ini belum memiliki tempat parkir sendiri sehingga kadang orang-orang hanya parkir seenaknya dan memenuhi jalan yang memang dari awal sudah sempit itu.
Ditambah lokasi toko ini masih satu kompleks dengan pasar Pijenan yang menjadi tempat transaksi jual beli yang tak pernah sepi. Tidak seperti pasar tradisional lainnya yang memiliki hari pasaran tertentu, dimana penjual dan pembeli tumpah ruah pada satu hari tertentu itu sementara hari lainnya sepi, pasar Pijenan tidak mengenal hari pasaran. Tiap hari pasar Pijenan selalu ramai.
Selain batik Dirjo Sugito, di sentra Wijirejo juga terdapat pengrajin batik lainnya, baik itu yang berskala besar seperti batik Dirjo Sugito yang kepopulerannya sudah mencapai mancanegara, maupun yang berskala lebih kecil atau dapat dikatakan home industry. Beberapa pengrajin yang berskala lebih kecil misalnya batik Nining, batik Sri Sulastri, dan batik Topo. Ketiganya berlokasi tidak terlalu jauh dari batik Dirjo Sugito.
Jenis batik yang diproduksi oleh para pengrajin ini terdiri dari batik cap dan batik tulis. Batik tulis biasanya dijual dengan harga yang cukup tinggi karena batik jenis ini dibuat dengan cara tradisional, mulai dari menggambar pola dengan tangan sampai merendamnya dengan larutan soga. Perawatan batik tulis pun lebih rumit daripada batik cap, misalnya jika memcuci tidak boleh dengan deterjen tetapi harus dengan lerak, yaitu semacam larutan khusus untuk mencuci batik.
Jika batik tulis dibuat dengan tangan, batik cap dibuat sesuai dengan pola yang sudah diukir dalam sebuah potongan kayu dan tinggal mencap-kannya ke atas kain setelah dicelupkan di atas malam/lilin.
Setelah kini ditetapkan sebagai sentra batik, diharapkan desa Wijirejo dapat menjadi industri yang semakin berkembang, bahkan kalau memungkinkan sepesat desa wisata Kasongan. Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar